Polri dan Ponpes Gelar Penanaman Jagung Serentak di Jatim

Polri dan Ponpes Gelar Penanaman Jagung Serentak di Jatim

FaktaSehari – Polri bersama 264 pondok pesantren di Jawa Timur menggelar penanaman jagung serentak. Kegiatan utama berlangsung di Ponpes Tebuireng, Jombang, dan dipimpin oleh Irwasum Polri, Komjen Dedi Prasetyo. Ia menyampaikan dukungan Polri terhadap Swasembada Pangan Nasional melalui pemberdayaan pesantren. Ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara institusi negara dan komunitas religius dalam memperkuat ketahanan pangan.

Komitmen Polri untuk Ketahanan Pangan

Komjen Dedi menegaskan bahwa Polri siap mendukung penuh program Ketahanan Pangan Nasional yang digagas Presiden. Polri berkontribusi dalam hal sumber daya dan logistik pertanian. Ia juga memastikan hasil jagung diserap pemerintah dengan harga adil. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan langsung bagi petani dan santri yang terlibat.

“Baca Juga : Benarkah Cacing Bisa Keluar Lewat Muntah dan BAB? Ini Jawaban Dokter”

Target Penanaman Besar di Kuartal III 2025

Pada kuartal III 2025, Polri menargetkan penanaman jagung meluas hingga satu juta hektar. Hingga saat ini, realisasinya mencapai sekitar 440.000 hektar. Sebelumnya, Polri juga bekerja sama dengan Kementerian LHK untuk menanam jagung di lahan perhutanan sosial seluas 330.000 hektar. Ini menandakan strategi ketahanan pangan yang proaktif dan terukur.

Kolaborasi Ponpes dan Santri dalam Produksi Jagung

Di Jatim, 264 pesantren menyediakan lahan produktif seluas 509,37 hektar dan melibatkan 82.188 santri. Jika target satu juta hektar tercapai, diperkirakan hasil panennya mencapai 4 juta ton jagung. Proyek ini berdampak besar pada ketahanan pangan nasional sekaligus memberdayakan pesantren sebagai ekonomi komunitas mandiri.

“Simak Juga : Warga RI Mulai Kesulitan Bayar Cicilan Mobil”

Peran Polda Jatim sebagai Fasilitator Utama

Polda Jatim mengelola total lahan seluas 209.587,85 hektar, dengan penanaman jagung di 65.263,68 hektar. Pada gerakan serentak ini, mereka bekerja di 2.226,53 hektar yang terdiri dari 1.717,16 hektar lahan binaan dan 509,37 hektar lahan pesantren. Estimasi panen dari area ini mencapai 17.448,24 ton jagung. Polri juga memastikan koordinasi dengan Bapanas, Bulog, dan para petani agar hasil panen terserap sesuai skema harga.

Pesantren Jadi Basis Ketahanan Spiritual dan Ekonomi

Peran pesantren dalam program ini bukan sekadar sebagai lokasi tanam. Mereka menjadi basis ketahanan pangan berbasis spiritual. Polri berfungsi sebagai fasilitator dan pengawal tata kelola. Sinergi dengan lembaga pangan dan kelompok tani menunjukkan bahwa ketahanan pangan bisa dibangun lewat kolaborasi komunitas agama. Strategi ini diharapkan menjadi model nasional dalam membangun ketahanan pangan bersama seluruh elemen bangsa.