Kasus Pembobolan Rekening Dorman BNI Rp 204 Miliar Jadi Alarm Serius bagi Perbankan

Kasus Pembobolan Rekening Dorman BNI Rp 204 Miliar Jadi Alarm Serius bagi Perbankan

FaktaSehari – Kasus mengejutkan terjadi di salah satu kantor cabang BNI Jawa Barat. Dalam waktu hanya 17 menit, dana sebesar Rp 204 miliar dari rekening dorman berhasil dipindahkan ke lima rekening penampung melalui 42 transaksi. Peristiwa ini menjadi alarm keras bagi dunia perbankan, menunjukkan bahwa celah keamanan internal masih sangat rentan disusupi pihak tak bertanggung jawab.

Penguatan Sistem Pengendalian Internal Harus Jadi Prioritas

Trioksa Siahaan dari LPPI menegaskan pentingnya penguatan pengendalian internal sebagai respons terhadap kasus ini. Ia menyebutkan bahwa bank perlu menjalankan pemisahan tugas (segregation of duties), membatasi hak akses sistem, dan melakukan pemantauan transaksi mencurigakan secara real-time. Dengan pengawasan berlapis dan deteksi dini, risiko penyalahgunaan bisa ditekan secara signifikan.

“Baca Juga : 7 Perusahaan Asuransi Berpotensi Rugi Rp19 Triliun, Apa Sinyal Bahayanya?”

Rekening Dorman Wajib Diawasi Lebih Ketat

Rekening dorman yang selama ini dianggap “tidak aktif” justru menjadi celah empuk bagi pelaku kejahatan. Dalam kasus ini, rekening dorman dimanfaatkan secara sistematis untuk menyedot dana besar. Oleh karena itu, bank perlu membuat sistem penguncian otomatis dan verifikasi berlapis jika rekening dorman tiba-tiba aktif kembali agar tidak disalahgunakan.

Rotasi Pegawai dan Pengamanan Akses Sangat Penting

Menurut Paul Sutaryono, rotasi pegawai yang memiliki akses sensitif harus dilakukan minimal dua tahun sekali. Selain itu, password sistem wajib diganti secara berkala. Pengawasan terhadap akses pegawai harus dilakukan langsung oleh atasan. Ini penting untuk mencegah potensi penyalahgunaan data dan manipulasi transaksi secara internal.

“Simak Juga : BGN Perketat Verifikasi Usai Kasus Keracunan MBG, Dapur dan Juru Masak Kini Wajib Bersertifikat”

Audit Digital dan Rencana Keamanan Harus Diimplementasikan

Audit digital tak bisa ditunda lagi. Bank harus menggunakan sistem yang bisa mendeteksi anomali secara otomatis. Selain itu, bank juga wajib memiliki security plan yang kuat, termasuk strategi pemulihan data saat krisis terjadi. Tanpa ini, bank akan selalu satu langkah di belakang pelaku kejahatan siber maupun internal.

Keterlibatan Orang Dalam Tunjukkan Pentingnya Reformasi SDM

Kasus ini diduga kuat melibatkan orang dalam, yang membuktikan bahwa bukan hanya sistem teknologi yang harus diperkuat, tetapi juga integritas SDM perbankan. Bank harus memperketat proses seleksi, evaluasi berkala, serta pemberian sanksi tegas terhadap pelanggaran etika. Reformasi menyeluruh perlu dilakukan agar kepercayaan publik tetap terjaga.