Ekonomi Indonesia Tumbuh Stabil, tapi Kesempatan Kerja bagi Anak Muda Masih Terbatas

Ekonomi Indonesia Tumbuh Stabil, tapi Kesempatan Kerja bagi Anak Muda Masih Terbatas

FaktaSehariEkonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh stabil pada 2025 hingga 2026. Namun, peluang kerja bagi anak muda masih menjadi persoalan utama. Dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, Bank Dunia mencatat bahwa satu dari tujuh anak muda di Indonesia dan China belum memiliki pekerjaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya membuka akses kerja yang adil bagi generasi muda.

Tantangan Lapangan Kerja untuk Anak Muda

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, menyebut anak muda di Indonesia masih kesulitan mencari pekerjaan meski tingkat ketenagakerjaan nasional tergolong tinggi. “Masalahnya adalah kaum muda kesulitan mencari pekerjaan, terutama di negara-negara seperti China dan Indonesia, satu dari tujuh orang tidak memiliki pekerjaan,” ujarnya di Jakarta. Menurutnya, partisipasi angkatan kerja di kalangan muda dan perempuan masih rendah, membuat potensi produktif bangsa belum optimal.

“Baca Juga : Veronica Tan: Sekolah Garuda Adalah Wujud Cinta Presiden Prabowo untuk Anak Bangsa”

Produktivitas Pekerja Masih Rendah

Bank Dunia menyoroti bahwa banyak negara di Asia Timur dan Pasifik memiliki tingkat ketenagakerjaan tinggi, tetapi produktivitas pekerjanya masih tertinggal dari rata-rata global. Kondisi ini membuat upah dan kesejahteraan pekerja sulit meningkat. Mattoo menegaskan, produktivitas yang lebih tinggi akan menciptakan upah yang lebih baik dan pekerjaan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan dan efisiensi menjadi kunci untuk memperbaiki kualitas lapangan kerja di Indonesia.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Stabil

Dalam laporan yang sama, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen untuk tahun 2025 dan 2026. Angka ini sedikit lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, yaitu 4,7 persen. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh stabilitas ekonomi dan konsumsi domestik yang kuat. Meski demikian, Bank Dunia menilai kebijakan ekonomi Indonesia perlu difokuskan pada efisiensi dan arah belanja pemerintah, bukan hanya menekan defisit. Fokus utama pemerintah saat ini mencakup subsidi pangan, energi, dan transportasi serta investasi untuk meningkatkan permintaan agregat.

Tiga Pilar Reformasi Ketenagakerjaan

Bank Dunia menekankan pentingnya reformasi struktural untuk menciptakan lapangan kerja produktif. Ada tiga pilar utama yang direkomendasikan. Pertama, penguatan kapasitas manusia melalui pendidikan, kesehatan, dan pelatihan berbasis teknologi baru. Kedua, perluasan peluang ekonomi lewat investasi di sektor digital, energi, transportasi, dan infrastruktur. Ketiga, peningkatan koordinasi kebijakan agar pengembangan SDM dan peluang ekonomi berjalan selaras. Mattoo menegaskan, reformasi ini penting agar pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.

“Simak Juga : Harga Emas Dunia Pecah Rekor: Tembus 4.000 Dolar AS per Ons, Investor Berburu Aset Aman”

Sektor Unggulan Pencipta Lapangan Kerja

Dalam laporannya, Bank Dunia mengidentifikasi lima sektor unggulan yang berpotensi menciptakan banyak pekerjaan. Sektor tersebut meliputi agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan energi, manufaktur, serta pariwisata. Setiap sektor memiliki kontribusi berbeda terhadap perekonomian. Agribisnis dapat memperkuat ekonomi desa, sedangkan sektor kesehatan meningkatkan kesejahteraan sosial. Infrastruktur dan energi menjadi penggerak utama pertumbuhan, sementara manufaktur dan pariwisata membuka peluang besar bagi tenaga kerja muda di perkotaan.

Pertumbuhan Stabil, tapi Belum Inklusif

Secara umum, ekonomi Indonesia menunjukkan arah yang positif dan stabil. Namun, tantangan terbesar tetap pada penciptaan pekerjaan yang layak dan produktif bagi generasi muda. Pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan peningkatan kualitas tenaga kerja agar manfaatnya dirasakan lebih luas. Dengan kebijakan yang tepat dan reformasi yang konsisten, Indonesia berpeluang mengubah pertumbuhan stabil menjadi pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan.