Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Tutup Usia
FaktaSehari – Kabar duka datang dari dunia hukum Indonesia. Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, meninggal dunia pada Sabtu (8/11/2025). Informasi tersebut dikonfirmasi langsung oleh kuasa hukumnya, Boyamin Saiman. “Betul, tadi dikonfirmasi ke teman-teman jaksa yang lain,” ujar Boyamin saat dihubungi Kompas.com. Ia menyebut, jenazah almarhum akan dishalatkan di Masjid Asy Syarif, BSD, Tangerang Selatan, tempat Antasari biasa menunaikan ibadah. “Salat jenazah akan dilakukan setelah ashar. Saya jemaah di masjid itu, jadi saya pastikan Pak Antasari meninggal,” tambahnya. Kepergian Antasari meninggalkan duka mendalam bagi kolega dan masyarakat yang mengenalnya sebagai sosok tegas dan berdedikasi dalam penegakan hukum.
Doa dan Harapan untuk Almarhum Antasari Azhar
Dalam pernyataannya, Boyamin Saiman mengajak masyarakat untuk mendoakan dan memaafkan segala kesalahan almarhum. “Mohon doa dan dimaafkan kesalahannya, semoga beliau mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya di akhirat,” ujarnya penuh haru. Bagi banyak pihak, Antasari bukan hanya seorang penegak hukum, tetapi juga simbol perjuangan melawan korupsi di Indonesia. Kepergiannya menjadi pengingat akan perjalanan panjang reformasi hukum di negeri ini. Banyak sahabat dan mantan kolega mengenangnya sebagai pribadi disiplin, religius, dan memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan. Ucapan belasungkawa pun mengalir deras dari berbagai kalangan, baik dari sesama aparat hukum maupun masyarakat umum.
“Baca Juga : Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, TNI AL Sampaikan Duka dan Ambil Langkah Cepat”
Perjalanan Hidup dari Bangka ke Panggung Nasional
Antasari Azhar lahir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pada 18 Maret 1953. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, dan sejak awal dikenal sebagai mahasiswa berintegritas dengan semangat pengabdian tinggi terhadap hukum. Setelah lulus, Antasari meniti karier di kejaksaan dan menempati berbagai posisi strategis, mulai dari Kepala Kejaksaan Negeri hingga Kepala Kejaksaan Tinggi di sejumlah daerah. Kariernya yang gemilang membuat namanya diperhitungkan di tingkat nasional. Sosoknya dikenal tegas dan berani mengambil keputusan, dua kualitas yang kelak mengantarkannya ke salah satu jabatan paling bergengsi dalam dunia penegakan hukum: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menjabat sebagai Ketua KPK dengan Ketegasan dan Kontroversi
Pada 18 Desember 2007, Antasari Azhar resmi dilantik sebagai Ketua KPK, menggantikan Taufiqurahman Ruki. Masa kepemimpinannya dikenal dengan gaya kepemimpinan yang lugas dan berani. Ia memperkuat semangat lembaga antirasuah itu di tengah maraknya kasus korupsi besar. Di bawah pimpinannya, KPK berhasil menindak sejumlah pejabat tinggi yang sebelumnya sulit dijangkau hukum. Namun, di tengah kesuksesannya, kehidupan pribadi Antasari sempat terguncang oleh kasus hukum yang menyeret namanya. Meski begitu, setelah menjalani proses panjang, ia tetap dikenal publik sebagai sosok yang tabah dan memilih untuk terus berbuat baik, bahkan setelah masa hukumannya berakhir.
Masa Sulit dan Pengampunan dari Presiden
Kasus yang menimpa Antasari sempat menjadi sorotan nasional. Ia menjalani masa hukuman yang panjang sebelum akhirnya mendapatkan grasi dari Presiden Joko Widodo pada 2017. Keputusan itu membuka jalan baginya untuk kembali menjalani kehidupan dengan lebih tenang. Setelah bebas, Antasari sempat kembali muncul di ruang publik, menyuarakan pentingnya keadilan dan moralitas dalam hukum. Ia memilih untuk tidak larut dalam masa lalu, melainkan terus memberikan pandangan dan nasihat hukum bagi generasi muda. Banyak pihak menilai, meski sempat jatuh, Antasari tetap berdiri dengan martabat, menunjukkan sisi kemanusiaan dari seorang penegak hukum yang pernah berjasa besar bagi bangsa.
“Simak Juga : PAN Pastikan Tindaklanjuti Putusan MKD soal Uya Kuya”
Warisan Moral dan Dedikasi untuk Hukum Indonesia
Kepergian Antasari Azhar meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah penegakan hukum di Indonesia. Ia dikenal sebagai jaksa yang bekerja tanpa pamrih dan pemimpin yang tidak gentar menghadapi tekanan politik. Dedikasinya dalam membangun sistem hukum yang bersih menjadi inspirasi bagi banyak aparat hukum muda. Rekan-rekannya di kejaksaan dan KPK mengenang Antasari sebagai sosok pekerja keras yang mencintai Indonesia dengan tulus. Meskipun perjalanan hidupnya penuh ujian, ia tetap dikenang karena komitmennya terhadap keadilan. Kini, bangsa ini melepasnya dengan doa dan penghormatan, seraya mengenang perjuangan seorang anak bangsa yang pernah berdiri di garis depan perang melawan korupsi.
Antasari Azhar di Mata Sahabat dan Masyarakat
Bagi mereka yang mengenal Antasari secara pribadi, ia adalah sosok yang hangat, rendah hati, dan peduli pada sesama. Di lingkungan tempat tinggalnya di Tangerang Selatan, ia dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Banyak warga menyebutnya selalu menyapa dengan senyum dan siap membantu tanpa pamrih. Kehidupan setelah masa jabatan dan cobaan hukum justru menunjukkan sisi lain dari Antasari seorang manusia yang berupaya memperbaiki diri dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam kenangan banyak orang, nama Antasari Azhar akan selalu diingat bukan karena kontroversinya, melainkan karena semangat, keteguhan, dan ketulusannya dalam menjalani hidup sebagai pelayan hukum dan warga bangsa.


