Harga Emas Dunia Pecah Rekor: Tembus 4.000 Dolar AS per Ons, Investor Berburu Aset Aman

Harga Emas Dunia Pecah Rekor: Tembus 4.000 Dolar AS per Ons, Investor Berburu Aset Aman

FaktaSehariHarga emas dunia kembali mencetak sejarah baru. Pada perdagangan Rabu (8/10/2025), harga emas di pasar spot menembus rekor tertinggi hingga 4.017,16 dolar AS per ons, naik 0,9 persen dari hari sebelumnya. Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember 2025 ikut naik ke 4.040 dolar AS per ons.
Lonjakan ini menjadi bukti kuat bahwa emas masih menjadi aset favorit di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Investor di seluruh dunia beralih ke logam mulia ini untuk mencari perlindungan dari gejolak pasar dan potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Faktor Utama di Balik Lonjakan Harga Emas

Menurut laporan Reuters, kenaikan harga emas kali ini didorong oleh kombinasi beberapa faktor utama. Pertama, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang membuat investor mencari aset aman. Kedua, ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.
Selain itu, pelemahan nilai dolar AS dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral di berbagai negara turut memperkuat reli harga emas. Arus dana yang masuk ke Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis emas juga meningkat tajam, menandakan kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang logam mulia ini.

“Baca Juga : Rupiah Tertekan ke Level Rp16.578 per Dolar AS, Analis Sebut Dampak Pernyataan The Fed”

Emas Jadi Aset Andalan di Tengah Ketidakpastian Global

Secara historis, emas selalu dipandang sebagai pelindung nilai (safe haven) di masa krisis. Ketika pasar saham bergejolak atau inflasi meningkat, investor beralih ke emas karena nilainya cenderung stabil. Tahun 2025 menjadi bukti nyata. Sejak awal tahun, harga emas spot telah naik 53 persen (year-to-date), melampaui kinerja sebagian besar aset lainnya.
Pada 2024, emas juga mencatat kenaikan 27 persen, menjadikannya salah satu investasi paling menguntungkan dalam dua tahun terakhir. “Ada begitu banyak keyakinan di pasar saat ini bahwa harga akan menembus level psikologis baru, yaitu 5.000 dolar AS per ons, jika The Fed melanjutkan kebijakan pelonggaran,” kata Tai Wong, seorang trader logam independen.

Analisis Pasar: Antara Optimisme dan Tantangan

Meskipun prospek emas tampak cerah, para analis tetap mengingatkan adanya potensi koreksi jangka pendek. Beberapa faktor seperti gencatan senjata di Ukraina atau Timur Tengah bisa menahan laju kenaikan harga. Namun, secara fundamental, tren jangka menengah masih positif.
“Faktor utama seperti utang global yang terus meningkat, diversifikasi cadangan devisa oleh banyak negara, serta melemahnya dolar AS kemungkinan besar akan terus menopang harga emas,” ujar Wong. Ia menambahkan bahwa perubahan geopolitik dan kebijakan moneter yang tidak stabil justru memperkuat posisi emas sebagai aset yang tahan risiko.

“Simak Juga : Seragam Lama TNI Dianggap Terlalu Hijau, TB Hasanuddin Ungkap Alasan Strategis Perubahan”

Bank Sentral dan Investor Global Jadi Penggerak Utama

Dalam beberapa tahun terakhir, bank sentral di seluruh dunia gencar menambah cadangan emas untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Tren ini berlanjut sepanjang 2025, terutama di negara-negara Asia seperti China dan India, yang dikenal sebagai konsumen emas terbesar di dunia.
Selain itu, minat investor ritel juga meningkat tajam. Banyak dari mereka yang membeli emas fisik maupun melalui instrumen investasi seperti ETF, kontrak berjangka, dan platform digital. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap emas sebagai aset pelindung nilai semakin kuat di tengah ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

Emas di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Kebijakan The Fed memegang peranan besar terhadap arah harga emas. Penurunan suku bunga biasanya membuat dolar AS melemah, sehingga investor lebih tertarik pada emas yang tidak menghasilkan bunga tetapi memiliki nilai intrinsik tinggi.
Dengan inflasi global yang mulai terkendali namun pertumbuhan ekonomi masih rapuh, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Jika hal ini terjadi, harga emas berpotensi melanjutkan reli ke level 4.500 hingga 5.000 dolar AS per ons.