Polisi Selidiki Tiga Gelombang Penjarahan di Rumah Eko Patrio

Polisi Selidiki Tiga Gelombang Penjarahan di Rumah Eko Patrio

FaktaSehari – Rumah anggota Komisi VI DPR nonaktif, Eko Hendro Purnomo atau yang dikenal sebagai Eko Patrio, di kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, menjadi sasaran penjarahan. Polisi kini tengah mendalami identitas pelaku yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, menjelaskan bahwa penjarahan terjadi dalam tiga gelombang massa yang datang silih berganti pada Sabtu (30/8/2025) malam.

“Jumlah massa sangat banyak dan datang bergelombang, melakukan perusakan serta penjarahan,” ujar Nicolas, Senin (1/9).

“Baca Juga : PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR RI”

Gelombang Aksi dan Dampaknya

Aksi tersebut terjadi setelah gelombang protes besar yang menuntut pembubaran DPR. Massa menyerang rumah Eko dan membawa kabur sejumlah perabotan rumah tangga hingga barang-barang elektronik.

Peristiwa ini semakin memperkeruh situasi politik, mengingat Eko Patrio sebelumnya telah menjadi sorotan publik akibat unggahan video parodi DJ musik horeg di akun TikTok pribadinya, @ekopatriosuper. Video itu dinilai tidak peka terhadap kondisi masyarakat yang tengah bergejolak.

Setelah menuai kritik, Eko pun menyampaikan permintaan maaf melalui unggahan video di media sosial pada malam yang sama.

Polisi Mulai Identifikasi Pelaku

Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, menegaskan bahwa pihak kepolisian telah mengantongi identitas terduga pelaku. Menurutnya, penindakan segera dilakukan agar situasi tetap kondusif.

“Kami sudah mendeteksi pelaku perusakan dan penjarahan. Tinggal menunggu waktu untuk melakukan tindakan tegas dan penangkapan,” kata Asep.

Ia menambahkan, jumlah pelaku akan diumumkan setelah tim penyidik menyelesaikan proses investigasi.

“Simak Juga : Prabowo Tegaskan Negara Hormati Hak Demokrasi, Tapi Janji Tindak Tegas Aksi Anarkis”

Rumah Politikus Lain Ikut Jadi Sasaran

Penjarahan rumah tidak hanya menimpa kediaman Eko Patrio. Beberapa tokoh politik lain, seperti Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Nafa Urbach, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, juga mengalami nasib serupa.

Gelombang penjarahan ini menambah ketegangan pasca demonstrasi terkait kenaikan tunjangan DPR yang memicu kemarahan publik.