Presiden Prabowo Revisi RKP 2025, Target Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5,3 Persen

Presiden Prabowo Revisi RKP 2025, Target Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5,3 Persen

FaktaSehari – Presiden Prabowo resmi merevisi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025. Revisi ini membawa sejumlah perubahan penting dalam asumsi dasar makroekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, serta defisit anggaran.

Target Pertumbuhan Ekonomi Ditetapkan 5,3 Persen

Dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2024, target pertumbuhan ekonomi 2025 dipatok di kisaran 5,3–5,5 persen. Namun, melalui Perpres terbaru, Presiden Prabowo menegaskan target pertumbuhan tahun ini berada di angka 5,3 persen.

Pemerintah menilai, pencapaian target ini dapat didukung oleh stabilitas ekonomi makro. Indikator makro fiskal diupayakan tetap kuat untuk menjamin keberlanjutan pembangunan jangka menengah hingga panjang.

“Baca Juga : Rupiah Melemah ke Rp16.406 per Dolar AS, Investor Tunggu Hasil RDG BI”

Nilai Tukar Rupiah Direvisi Lebih Melebar

Selain pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga merevisi asumsi nilai tukar rupiah. Dari sebelumnya berada di kisaran Rp 15.300–15.900 per dollar AS, kini target diperlebar menjadi Rp 16.000–16.900 per dollar AS.

Perubahan ini diambil dengan mempertimbangkan dinamika global yang masih bergejolak, termasuk tekanan geopolitik dan kebijakan moneter internasional.

Defisit APBN 2025 Disesuaikan Jadi 2,53 Persen

Revisi RKP juga mengubah target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 menjadi 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Langkah ini ditempuh melalui strategi pengendalian primary balance serta inovasi pembiayaan, baik dari utang maupun non-utang, dengan prinsip prudent dan kredibel. Pemerintah juga menekankan perlunya memperluas sumber pembiayaan demi menjaga kesinambungan fiskal.

“SImak Juga : Menkeu Purbaya Salurkan Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara, Dirut Disebut Pusing Menyalurkan”

Inflasi Dijaga Stabil

Tingkat inflasi nasional diproyeksikan tetap terkendali dalam kisaran 2,5 persen ± 1 persen year on year (yoy). Pemerintah optimistis, stabilitas harga dapat dicapai melalui koordinasi erat antar-lembaga, terutama dalam menjaga pasokan pangan dan energi.

Sasaran Ekonomi Makro 2025

Dengan adanya revisi ini, sasaran ekonomi makro 2025 kini mencakup:

  • Inflasi: 2,5 persen ± 1 persen
  • Nilai tukar rupiah: Rp 16.000–16.900 per dollar AS
  • Cadangan devisa: 162,40 miliar dollar AS (setara 6,4 bulan impor)
  • Neraca transaksi berjalan: 0,78 persen dari PDB
  • Kontribusi PDB industri pengolahan: 20,8 persen
  • Rasio PDB pariwisata: 4,2–4,3 persen
  • Devisa pariwisata: 17,10–18,30 miliar dollar AS
  • Pendapatan negara: 12,36 persen dari PDB
  • Penerimaan pajak: 10,24 persen dari PDB
  • Keseimbangan primer: 0,26 persen dari PDB
  • Defisit APBN: 2,53 persen dari PDB
  • Stok utang pemerintah: 39,15 persen dari PDB
  • Pertumbuhan investasi (PMTB): 5,61 persen
  • Realisasi PMA dan PMDN: Rp 1.905,60 triliun
  • Realisasi PMA dan PMDN sektor sekunder: Rp 855,9 triliun

Pesan Pemerintah: Fokus pada Stabilitas dan Pertumbuhan

Melalui revisi ini, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas makroekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan investasi. Kebijakan fiskal diarahkan untuk tetap produktif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga mampu menghadapi ketidakpastian global dan mendorong kesejahteraan masyarakat.