Lonjakan Deepfake di Indonesia: Bagaimana Teknologi Proof of Human Jadi Solusi
FaktaSehari – Fenomena penipuan berbasis deepfake di Indonesia kini bukan lagi sekadar ancaman masa depan, tetapi sudah menjadi kenyataan. Data PT Indonesia Digital Identity (VIDA) dan Sumsub mencatat lonjakan 1.550% kasus penipuan berbasis AI hanya dalam periode 2022–2023. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga melaporkan kerugian sekitar Rp 2,5 triliun akibat kejahatan finansial berbasis AI sejak 2022. Modus yang digunakan beragam, mulai dari manipulasi identitas, phishing, hingga simulasi digital yang meniru suara atau wajah eksekutif perusahaan.
Mengapa Sistem Verifikasi Identitas Saat Ini Tidak Cukup
Meskipun teknologi terus berkembang, pembuktian bahwa seseorang benar-benar manusia di dunia maya masih mengandalkan sistem verifikasi dari era analog. Saat bertransaksi online, pengguna diminta memberikan data pribadi seperti nama, nomor dokumen, alamat, nomor telepon, email, hingga informasi rekening bank. Langkah tambahan seperti password atau CAPTCHA kini tidak lagi memadai untuk mencegah peretasan, kebocoran data, dan penyalahgunaan identitas.
“Baca Juga : China Pamerkan Robot Tempur “Serigala” dalam Latihan Militer Bersama Pasukan Infanteri”
Proof of Human: Terobosan untuk Meningkatkan Kepercayaan Online
Untuk menjawab tantangan ini, sejumlah inisiatif global mulai bermunculan. Salah satunya adalah World, protokol yang baru hadir di Indonesia dengan tujuan membangun jaringan manusia terverifikasi melalui teknologi Proof of Human (PoH). Sistem ini memastikan bahwa akun online benar-benar dimiliki oleh orang asli, sehingga dapat mencegah akun palsu di media sosial, bot pemborong tiket konser, hingga profil fiktif di aplikasi kencan.
Penerapan Nyata di Berbagai Bidang
Teknologi PoH dapat mencegah penipuan di e-commerce dengan menghentikan bot yang membuat pesanan palsu atau ulasan bohong. Dalam penjualan tiket, PoH memastikan pembelian dilakukan oleh penggemar asli, bukan calo. Di aplikasi kencan, teknologi ini membantu pengguna terhubung dengan orang sungguhan. Bahkan di dunia game online, PoH menjamin persaingan yang adil antara pemain manusia dan bot.
“Simak Juga : Pola Konsumtif di Era Digital dan Peluang Pajak Konsumsi”
Membangun Jaringan Global Manusia Terverifikasi
Protokol World dirancang untuk berkembang secara mandiri dan terdesentralisasi, mirip seperti internet. Hingga kini, lebih dari 13 juta orang di seluruh dunia telah terverifikasi. Pengguna yang sudah diverifikasi dapat secara sukarela mengklaim token Worldcoin (WLD) gratis, yang bisa dimanfaatkan untuk akses konten edukasi, membuat polling, hingga bermain game online.
Mengembalikan Kepercayaan di Era Digital
Teknologi Proof of Human menjawab tiga tantangan utama: memulihkan kepercayaan di internet yang dipenuhi bot AI, mencegah kejahatan siber berbasis AI, dan membangun sistem verifikasi manusia yang aman, anonim, serta terdesentralisasi. Seiring perkembangan AI yang semakin canggih, verifikasi manusia akan menjadi kunci untuk menjaga privasi, mencegah penipuan, dan memastikan interaksi online tetap aman bagi semua pengguna.