Misteri Kematian Prada Lucky: Keluarga Bongkar Banyak Versi dari TNI
FaktaSehari – Kematian misterius prada lucky,Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI muda, meninggal dunia di Asrama Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Nagekeo, NTT. Kematian ini menimbulkan tanda tanya besar, terutama bagi keluarga yang meyakini bahwa penyebabnya bukan kecelakaan biasa. Dugaan kuat mengarah pada adanya tindakan penyiksaan oleh senior di lingkungan asrama. Lokasi yang seharusnya menjadi tempat pembinaan justru diduga menjadi saksi dari peristiwa tragis yang merenggut nyawa Lucky.
Keluarga Mengaku Menerima Banyak Versi
Kakak korban, Lusy Namo, mengungkapkan bahwa pihak keluarga menerima berbagai versi penjelasan dari TNI mengenai penyebab kematian Lucky. Ada yang menyebutkan korban meninggal akibat jatuh dari gunung, sementara versi lain mengatakan karena kecelakaan motor. Perbedaan penjelasan ini membuat keluarga semakin curiga bahwa ada upaya untuk menutupi kejadian sebenarnya.
“Baca Juga : Prabowo Subianto Lantik Tiga Panglima Pasukan Elite TNI”
Temuan Luka dari Hasil Pemeriksaan Medis
Hasil pemeriksaan medis di RSUD Aeramo, Nagekeo, menunjukkan adanya luka-luka yang mengindikasikan kekerasan fisik. Luka sundut api rokok, memar, dan bekas pukulan benda tajam ditemukan di tubuh Lucky. Bahkan beberapa luka sudah dalam kondisi mengering, menunjukkan bahwa kekerasan kemungkinan terjadi berulang kali. Temuan medis ini menjadi bukti awal yang memperkuat dugaan penganiayaan sebelum kematiannya.
Kronologi Sebelum Kematian
Menurut Lusy, Lucky sempat melarikan diri dari asrama ke rumah orang tua asuhnya di Nagekeo untuk menghindari kekerasan lebih lanjut. Di sana, luka-lukanya sempat diobati, dan ia menolak kembali ke asrama. Namun, sekitar 15 senior datang dan membawanya kembali. Tidak lama setelah itu, Lucky ditemukan telah meninggal dunia. Kronologi ini membuat keluarga yakin bahwa insiden tersebut bukanlah kecelakaan biasa.
“Simak Juga : PPATK Bongkar Peran E-Wallet dalam Deposit Judi Online”
Bantahan dari Pihak Kodam XI/Udayana
Kapendam XI/Udayana, Kolonel Inf Chandra, membantah tuduhan yang beredar. Ia menegaskan agar publik menunggu hasil resmi penyidikan yang sedang dilakukan. Menurutnya, informasi yang belum diverifikasi dapat menyesatkan, sehingga penting untuk mengikuti perkembangan dari proses investigasi yang sah.
Proses Hukum dan Harapan Keadilan
Saat ini, empat prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka, sementara 16 prajurit lainnya masih diperiksa sebagai saksi. Kasus ini mendapat sorotan luas karena menyangkut nama baik institusi TNI. Keluarga berharap agar penyidikan dilakukan secara transparan dan adil, sehingga pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Publik pun menantikan langkah tegas dari TNI untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.