Pertemuan Mendadak di Kediaman Jalan Kertanegara
FaktaSehari – Pada Minggu sore, 19 Oktober 2025, Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih ke kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Meski hari libur, para menteri datang menunjukkan bahwa urusan kabinet bukan sekadar rutinitas biasa. Sebagai pengamat, saya melihat pertemuan ini sebagai sinyal bahwa presiden Prabowo ingin mempercepat pengambilan keputusan strategis tanpa menunggu hari kerja berikutnya.
Kedatangan Menteri Sebagai Indikasi Agenda Prioritas
Di antara menteri yang datang, Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM) tampak hadir lebih awal. Kemudian, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala BIN Mohammad Herindra, dan Panglima TNI Agus Subianto menyusul. Terakhir, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi tiba. Kehadiran mereka memberikan gambaran bahwa rapat terbatas ini berkaitan dengan isu lintas kementerian khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Dari sudut saya, ini menunjukkan bahwa pemerintah menempatkan penguatan SDM teknologi sebagai prioritas penting.
“Baca Juga : Prabowo Subianto: Pemimpin yang Paham Realitas dan Harapan Rakyat”
Fokus Rapat Terbatas: Pengembangan SDM Berbasis STEM
Dalam pernyataannya, Prasetyo Hadi menyebut bahwa rapat akan membahas pengembangan SDM berbasis STEM. Hal ini relevan dengan kebutuhan Indonesia untuk menghadapi tantangan global teknologi dan inovasi. Saya pribadi berpandangan bahwa ketika pemerintah langsung memanggil menteri di hari libur, itu menandakan urgensi tinggi tidak sekadar simulasi politik, melainkan upaya nyata mengakselerasi strategi nasional.
Latar Belakang: Kenapa Hari Libur Dipilih untuk Rapat
Meski bukan lagi hari kerja formal, pemilihan Minggu sore sebagai waktu rapat menunjukkan fleksibilitas dan penekanan pada efisiensi. Di satu sisi, ini bisa mempercepat respons terhadap isu strategis. Namun di sisi lain, saya mempertanyakan apakah model ini berkelanjutan dalam jangka panjang, terutama terkait beban kerja pejabat publik. Bagaimanapun, pemerintah tampaknya ingin memperlihatkan bahwa “waktu tidak boleh menunggu”.
“Simak Juga : BGN Tegas Bersikap: Calon Mitra SPPG Tak Aktif Langsung Dicoret”
Implikasi bagi Kabinet Merah Putih
Kabar rapat hari libur ini juga bisa menjadi indikator bagi Kabinet Merah Putih bahwa kehendak presiden tidak akan menunggu birokrasi panjang. Jika benar tindakan ini menjadi tren, maka birokrasi konvensional mungkin harus berubah menjadi lebih agile. Sebagai pengamat, saya mencatat bahwa menteri‑menteri yang hadir harus segera menunjukkan hasil nyata agar kehadiran mereka tidak hanya simbolik.
Momentum Untuk Tindakan Nyata
Menurut saya, momen ini punya potensi besar untuk menghasilkan langkah konkret. Pemerintah kini berbicara bukan hanya tentang visi, tetapi tindakan dan rapat hari libur ini menegaskan hal itu. Tantangannya adalah memastikan bahwa hasil rapat tersebut tidak berhenti pada pernyataan publik, tetapi diterjemahkan ke dalam kebijakan dan perubahan yang bisa dirasakan masyarakat. Di era di mana teknologi dan SDM menjadi penentu masa depan, ini bisa menjadi salah satu titik balik bagi Indonesia.