Ketindihan Saat Tidur: Mistiskah? Atau Ilmiah?
FaktaSehari – “Ketindihan” sering dianggap pengalaman mistis: seseorang bangun tapi tak bisa bergerak, mungkin melihat bayangan, merasa ada beban di dada. Namun menurut dr. Andreas Arman Prasadja, RPSGT, fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Ia mengatakan bahwa ketimpaan saat tidur terkait dengan gangguan tidur, khususnya saat tubuh mengalami kekurangan REM sleep.
Kurang Tidur Parah dan Efek Rebound
Salah satu penyebab umum adalah kurang tidur secara kronis. Ketika tubuh sangat kurang tidur, saat mendapat kesempatan beristirahat, tubuh akan memprioritaskan tidur REM—tahap tidur di mana mimpi muncul. Tetapi saat masuk REM, seseorang bisa berada di antara sadar dan mimpi, yang memicu halusinasi serta perasaan ketidakmampuan bergerak.
“Baca Juga : Obesitas: Malnutrisi Paling Umum yang Mengancam Generasi Anak Sekolah”
Sleep Paralysis: Saat Tubuh ‘Diumpetin’ oleh REM
Ketindihan sangat erat hubungannya dengan sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Ini adalah kondisi di mana otot tubuh “dilumpuhkan” sementara oleh mekanisme alami tubuh saat REM. Saat otak sebagian sadar tapi tubuh belum dapat bergerak, rasa takut, tekanan dada, dan sensasi napas berat bisa muncul. Kalimat lain: ketindihan adalah REM yang dipaksa muncul ketika keadaan sadar dan mimpi tercampur.
Lokasi dan Frekuensi Ketindihan
Ketindihan dapat terjadi di mana saja: tempat tidur, sofa, kamar gelap, bahkan saat tidur siang. Frekuensinya berbeda‑beda, tergantung kondisi tidur individu. Mereka yang sering kurang tidur atau jadwal tidur terganggu lebih berisiko mengalami ketindihan. Stres dan pola tidur yang tak teratur juga memperbesar peluang.
“Simak Juga : Hunian Mahal Jadi Hambatan Anak Muda Jakarta Berani Menikah”
Bagaimana Cara Menghindarinya
Ketindihan bukan hanya fenomena menakutkan — tapi juga sinyal bahwa tubuh perlu diperhatikan. Beberapa langkah praktis:
- Atur jadwal tidur yang konsisten, usahakan tidur cukup setiap malam.
- Hindari begadang dan konsumsi kafein atau alkohol sebelum tidur.
- Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang.
- Bila mengalami ketindihan berulang, konsultasi dengan ahli tidur bisa membantu menemukan penyebab seperti apnea tidur, stres, atau kelainan sirkadian.
Ketindihan bukanlah tanda mistis atau kehadiran roh. Melainkan kombinasi antara kurang tidur, fase mimpi REM, dan kondisi tubuh yang antara sadar dan tidur. Dengan memahami mekanismenya secara ilmiah, kita bisa mengurangi ketakutan dan mengambil tindakan agar tidur kita menjadi lebih nyenyak — tanpa beban ketindihan di malam hari.