Fakta Sehari – Bank Indonesia (BI) optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Gubernur BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,6 persen pada 2025, seiring dengan stabilnya kondisi ekonomi global dan keberlanjutan kebijakan reformasi di dalam negeri. Optimisme Menko Airlangga ini didasarkan pada data makroekonomi terkini dan langkah strategis pemerintah untuk mendorong investasi serta mempercepat transformasi digital.
Menanggapi prediksi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi analisis BI dan menjelaskan strategi pemerintah untuk merealisasikan target tersebut. Dalam pernyataannya, Airlangga menegaskan pentingnya sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan beberapa faktor yang mendukung proyeksi pertumbuhan 5,6 persen. Salah satu pendorong utama adalah stabilitas inflasi yang berhasil dijaga dalam kisaran target. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan peningkatan ekspor di sektor manufaktur dan komoditas juga menjadi kunci optimisme.
“Dengan kebijakan moneter yang akomodatif, kami yakin konsumsi domestik dan investasi akan terus meningkat. Reformasi struktural yang dilakukan pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur dan digitalisasi ekonomi, akan menciptakan iklim usaha yang kondusif,” kata Perry dalam sebuah konferensi pers di Jakarta.
“Baca Juga: Airlangga Optimis Kenaikan UMP Bisa Dorong Daya Beli Masyarakat Menengah”
Merespons proyeksi BI, Menko Airlangga menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperkuat reformasi struktural guna mencapai target tersebut. Salah satu fokus utama adalah mendorong sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, industri hijau, dan digitalisasi ekonomi.
“Proyeksi ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia. Kami akan terus mengawal implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing investasi,” ujar Airlangga.
Ia juga menyoroti pentingnya integrasi ekonomi regional melalui perjanjian perdagangan bebas, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), untuk meningkatkan akses pasar bagi produk-produk Indonesia.
Airlangga menambahkan bahwa pemerintah akan memperkuat program-program pemberdayaan UMKM dan penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor produktif. “Kami percaya bahwa transformasi ekonomi berbasis inklusivitas dan keberlanjutan adalah kunci pertumbuhan jangka panjang,” tegasnya.
“Simak Juga: Perubahan Harga BBM Pertamina Desember 2024: Beberapa Kenaikan Terjadi”
Meski optimisme tinggi, Menko Airlangga mengingatkan bahwa ada sejumlah tantangan yang harus diantisipasi, seperti ketidakpastian ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan iklim. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga stabilitas politik menjelang Pemilu 2024 agar tidak mengganggu dinamika ekonomi.
“Pemerintah tetap waspada terhadap risiko eksternal, termasuk dampak perang dagang dan geopolitik yang dapat mempengaruhi perekonomian kita. Oleh karena itu, diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting,” jelas Airlangga.
Proyeksi ini disambut baik oleh pelaku usaha dan masyarakat. Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Arsjad Rasjid, mengatakan bahwa target pertumbuhan 5,6 persen adalah sinyal positif bagi dunia usaha. Ia berharap pemerintah dapat terus meningkatkan kemudahan berusaha dan memberikan insentif fiskal untuk sektor-sektor prioritas.
Sementara itu, masyarakat berharap kebijakan ekonomi pemerintah dapat lebih berpihak pada kelompok rentan. Salah seorang pedagang kecil di Jakarta, Rina (34), mengatakan bahwa stabilitas harga kebutuhan pokok dan akses pembiayaan bagi UMKM menjadi perhatian utama.
“Kalau ekonomi tumbuh, kami juga ingin merasakan manfaatnya. Jangan hanya untuk yang besar-besar saja,” ujar Rina.