Fakta Sehari – Rhodamin B adalah zat pewarna sintetis yang sering digunakan dalam industri tekstil. Namun, di beberapa kasus, zat ini ditemukan dalam makanan. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan. Konsumsi dalam jangka panjang bisa memicu berbagai penyakit serius. Salah satunya adalah kanker. Banyak orang tidak menyadari bahaya zat ini. Pedagang nakal kerap mencampurkannya ke makanan demi tampilan menarik.
Zat ini seharusnya tidak masuk ke tubuh manusia. Jika tertelan, efeknya bisa sangat merugikan. Dalam jangka pendek, bisa menyebabkan iritasi tenggorokan, mual, hingga muntah. Namun, efek jangka panjangnya lebih mengkhawatirkan. Rhodamin B dapat merusak hati dan ginjal. Organ-organ ini bekerja keras untuk membuang racun. Jika paparan terus-menerus terjadi, risiko gagal organ meningkat. Lebih parah lagi, zat ini dapat memicu mutasi sel. Akibatnya, risiko kanker meningkat.
“Baca Juga : Lionel Messi Tak Bermain, The Herons Tetap Tangguh dengan Kemenangan 1-0”
Beberapa makanan lebih sering ditemukan mengandung zat ini. Biasanya, jajanan dengan warna merah mencolok patut dicurigai. Contohnya, kerupuk merah, cendol, sirup, dan saus buatan. Pedagang menambahkan zat ini karena harganya murah. Selain itu, warnanya lebih tahan lama dibanding pewarna makanan alami. Namun, efeknya terhadap tubuh sangat berbahaya. Makanan yang meninggalkan noda pada tangan atau lidah bisa menjadi tanda.
Ada beberapa cara sederhana untuk mengenali makanan yang mengandung Rhodamin B. Pertama, perhatikan warna makanan. Jika terlalu mencolok dan tidak alami, waspadalah. Kedua, lakukan tes sederhana dengan merendam makanan dalam air. Jika warna cepat larut, kemungkinan besar mengandung pewarna sintetis. Ketiga, perhatikan tekstur makanan. Rhodamin B sering membuat makanan tampak lebih kaku atau tidak alami.
“Simak juga: Kiwil Tegaskan Komitmen untuk Mengurus Anak jika Dibutuhkan”
Banyak orang tidak langsung merasakan efek zat ini. Namun, dalam jangka panjang, dampaknya bisa sangat fatal. Zat ini dapat mengendap dalam tubuh. Seiring waktu, organ-organ vital akan mengalami kerusakan. Hati dan ginjal menjadi yang paling terdampak. Selain itu, zat ini juga meningkatkan risiko kanker. Banyak penelitian telah membuktikan hubungan antara Rhodamin B dan pertumbuhan sel kanker.
Masyarakat perlu lebih waspada dalam memilih makanan. Pastikan hanya membeli produk dari sumber terpercaya. Hindari jajanan dengan warna mencolok yang tidak wajar. Selain itu, biasakan membaca label kemasan. Jika suatu produk tidak memiliki izin BPOM, lebih baik dihindari. Pemerintah juga harus lebih ketat dalam mengawasi peredaran zat ini.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah melarang penggunaan zat ini dalam makanan. Namun, kenyataannya masih ada pelanggaran yang terjadi. Oleh karena itu, pengawasan harus ditingkatkan. Pemerintah harus rutin melakukan inspeksi terhadap produk makanan di pasaran. Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga penting agar lebih sadar akan bahaya zat ini.