Fakta Sehari – Masa pubertas sering kali diidentikkan dengan perubahan besar pada remaja. Namun, tahukah Anda bahwa pria juga bisa mengalami “puber ketiga”? Konsep ini mulai ramai diperbincangkan dalam dunia kesehatan. Istilah ini merujuk pada fase perubahan signifikan yang terjadi pada pria dewasa, biasanya di usia 40-an. Perubahan ini melibatkan aspek fisik, psikologis, dan emosional.
Puber ketiga sebenarnya bukan istilah medis resmi, melainkan konsep populer yang menggambarkan masa perubahan pada pria dewasa. Perubahan ini sering kali disebabkan oleh penurunan hormon testosteron seiring bertambahnya usia. Penurunan hormon ini dikenal sebagai andropause.
“Baca Juga : Mendagri Usulkan Jadwal Pelantikan: Apa Saja Pilihannya?”
Pria yang mengalami puber ketiga biasanya menghadapi gejala seperti kelelahan, penurunan libido, dan perubahan suasana hati. Selain itu, ada pula keluhan seperti kehilangan massa otot dan peningkatan lemak tubuh. Gejala ini dapat memengaruhi kualitas hidup jika tidak ditangani dengan baik.
Penurunan hormon testosteron merupakan penyebab utama terjadinya. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk usia, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. Pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan stres berlebihan juga dapat mempercepat penurunan hormon ini.
Selain perubahan fisik, puber ketiga juga memiliki dampak psikologis yang signifikan. Pria sering kali merasa tidak percaya diri atau cemas terhadap perubahan yang terjadi. Beberapa bahkan mengalami depresi ringan hingga sedang, terutama jika merasa kehilangan identitas maskulinitas mereka.
Puber ketiga juga dapat memengaruhi hubungan sosial pria. Banyak yang merasa tidak lagi relevan dalam lingkungannya atau mengalami kesulitan berkomunikasi dengan pasangan. Ini dapat memicu konflik rumah tangga atau hubungan kerja yang kurang harmonis.
Mengatasi puber ketiga memerlukan pendekatan holistik, termasuk perubahan gaya hidup dan dukungan psikologis. Mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menjaga kesehatan mental dapat membantu pria melewati fase ini dengan lebih baik.
Peran keluarga dan teman sangat penting dalam membantu pria menghadapi puber ketiga. Dukungan emosional dapat membuat mereka merasa dihargai dan dimengerti. Diskusi terbuka tentang perasaan dan kebutuhan juga bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi stres.
Bagi pria yang mengalami gejala berat, konsultasi dengan dokter atau konsultan kesehatan sangat dianjurkan. Terapi penggantian hormon adalah salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan kadar testosteron.
Puber ketiga sebenarnya dapat dianggap sebagai kesempatan untuk introspeksi dan memperbaiki gaya hidup. Dengan sikap yang tepat, fase ini dapat menjadi titik balik untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.