KSAD Maruli Simanjuntak Ungkap Pelatihan TNI AD di Singapura untuk Program MBG

KSAD Maruli Simanjuntak Ungkap Pelatihan TNI AD di Singapura untuk Program MBG

FaktaSehari – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan, seluruh biaya pelatihan Manajemen Makanan Institusional (Institutional Food Management Training) bagi personel TNI AD di Singapura sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah Singapura.

“Mulai dari ongkos, akomodasi, hingga kebutuhan lain, semuanya ditanggung oleh Singapura,” ujar Maruli saat ditemui di Yonpomad, Jonggol, Bogor, Selasa (28/10/2025).

Kegiatan ini berlangsung di Army Combat Service Support Command (CSSCOM), Singapura, pada 13–18 Oktober 2025. Pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut kerja sama antara TNI AD dan Angkatan Darat Singapura dalam bidang ketahanan pangan dan penguatan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Fokus Pelatihan: Tingkatkan Pengelolaan Dapur dan Manajemen Gizi

Maruli menjelaskan, pelatihan ini tidak hanya membahas pengelolaan dapur, tetapi juga peningkatan kemampuan dalam manajemen gizi dan efisiensi operasional.

“Supaya dapur kita lebih baik, apalagi ada ibu-ibu yang punya latar belakang pendidikan gizi. Semoga pelatihan ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka,” ucapnya.

Ia menilai, pengalaman yang diperoleh para peserta akan sangat bermanfaat dalam mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai wilayah.

“Baca Juga : Sarapan Sehat, Kunci Jantung Sehat di Masa Depan”

34 Personel TNI AD dan Anggota Persit Ikut Pelatihan

Sebanyak 34 peserta mengikuti pelatihan tersebut. Mereka terdiri dari 26 prajurit, empat anggota Persit Kartika Chandra Kirana, tiga pendamping militer, serta satu peninjau.

Peserta mendapat materi seputar pengelolaan dapur institusional, standar gizi militer, dan distribusi makanan bergizi secara efisien.

Maruli menyebut kerja sama ini menjadi bukti hubungan erat antara Indonesia dan Singapura dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia militer serta ketahanan pangan nasional.

Peran TNI AD Hanya Sebagai Fasilitator Program MBG

KSAD Maruli menekankan, TNI AD tidak mengelola dapur program MBG secara langsung. Pihaknya hanya bertugas memfasilitasi agar program ini berjalan baik di lapangan.

“Kami tidak mengelola dapur. Kami hanya memfasilitasi supaya program MBG bisa berjalan. Kalau ada pihak yang mau bergabung, kami bantu proses pendaftarannya hingga operasional,” katanya.

Pendekatan ini membuka ruang bagi masyarakat dan lembaga lokal untuk ikut berperan dalam pelaksanaan MBG. TNI AD fokus pada pengawasan, pembinaan, dan pendampingan teknis.

“Simak Juga : BGN Tegas Bersikap: Calon Mitra SPPG Tak Aktif Langsung Dicoret”

Kolaborasi TNI AD dan Singapura untuk Ketahanan Pangan

Pelatihan ini juga menjadi bagian dari kerja sama pertahanan dan diplomasi pangan antara Indonesia dan Singapura.

Melalui kegiatan tersebut, kedua negara memperkuat komitmen dalam mengembangkan program yang mendukung kesejahteraan masyarakat.

“Pelatihan ini menjadi wadah pertukaran pengalaman. Kita bisa belajar bagaimana negara lain mengatur sistem gizi secara profesional,” ujar Maruli.

Program ini juga mencerminkan pentingnya komunikasi dan kerja sama antarnegara dalam menghadapi tantangan global, seperti krisis pangan dan logistik militer.

Harapan untuk Program Lanjutan

Jenderal Maruli berharap kerja sama ini tidak berhenti pada satu pelatihan saja. Ia membuka peluang untuk program lanjutan seperti workshop teknis, studi banding, dan pelatihan logistik militer bersama.

“Kalau hasilnya bagus dan bisa diterapkan, tentu kita lanjutkan. Semua yang bisa memperkuat prajurit dan masyarakat akan terus kita dorong,” ujarnya.

Dengan kerja sama lintas negara ini, TNI AD semakin siap mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan makanan serta nutrisi.