Fakta Sehari – Permasalahan skin barrier rusak kini banyak dialami oleh orang-orang dari berbagai usia. Kerusakan ini bisa terjadi akibat berbagai faktor. Mulai dari paparan sinar matahari, penggunaan skincare berlebihan, hingga gaya hidup tidak sehat. Banyak yang menyadari kondisi ini setelah munculnya iritasi atau kulit kering ekstrem. Untuk itu, dokter kulit pun memberikan panduan khusus. Tujuannya agar masyarakat bisa mengembalikan fungsi pelindung kulit secara aman.
Skin barrier adalah lapisan paling luar dari kulit manusia. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung dari ancaman eksternal. Seperti polusi, bakteri, dan sinar UV. Jika rusak, kulit menjadi lebih sensitif dan mudah mengalami peradangan. Tanda-tanda umum termasuk kemerahan, bersisik, dan terasa perih saat disentuh. Dokter menyarankan untuk tidak mengabaikan gejala ini. Perawatan yang terlambat bisa memperparah kerusakan.
“Baca Juga : Pro dan Kontra Tol Cisumdawu Gratis, Ini Kata Pakar Transportasi”
Langkah pertama dalam memperbaiki skin barrier adalah mengenali penyebabnya. Salah satunya adalah penggunaan produk dengan kandungan keras. Misalnya AHA, BHA, atau retinol dalam dosis tinggi. Dokter menyarankan untuk berhenti sementara dari bahan aktif tersebut. Fokuslah pada skincare dengan kandungan lembut. Seperti ceramide, panthenol, dan hyaluronic acid. Bahan ini membantu melembapkan dan menenangkan kulit.
Moisturizer menjadi kunci dalam proses pemulihan. Pilih produk yang berlabel non-comedogenic dan bebas alkohol. Idealnya, gunakan dua kali sehari untuk hasil optimal. Menurut dr. Fara Ayu, pemilihan pelembap harus sesuai jenis kulit. Bagi kulit kering, gunakan pelembap dengan tekstur lebih padat. Sedangkan untuk kulit berminyak, pilih gel yang ringan. Gunakan setelah membersihkan wajah dan sebelum tidur.
Mencuci muka terlalu sering dapat menghilangkan minyak alami. Hal ini justru memperburuk kondisi skin barrier. Cukup dua kali sehari—pagi dan malam—untuk menjaga kebersihan kulit. Gunakan sabun wajah yang memiliki pH seimbang. Hindari penggunaan air panas karena bisa membuat kulit makin kering. Setelah mencuci wajah, tepuk perlahan menggunakan handuk bersih. Jangan digosok karena bisa melukai permukaan kulit.
Salah satu musuh utama skin barrier adalah sinar matahari. Bahkan saat mendung, UV tetap bisa menembus kulit. Oleh karena itu, pemakaian sunscreen sangat wajib. Gunakan SPF minimal 30 dan aplikasikan ulang setiap 2-3 jam. Sunscreen tidak hanya melindungi dari kerusakan lebih lanjut. Tapi juga membantu proses regenerasi kulit. Pilih sunscreen yang ringan dan tidak menyumbat pori.
Selain perawatan luar, nutrisi dari dalam juga sangat penting. Konsumsi makanan tinggi antioksidan seperti sayur dan buah. Vitamin C dan E dikenal efektif dalam memperkuat struktur kulit. Omega-3 dari ikan salmon atau chia seed juga membantu. Air putih pun memegang peran besar dalam hidrasi kulit. Jika asupan nutrisi cukup, proses pemulihan skin barrier jadi lebih cepat.
Faktor psikologis seperti stres juga memengaruhi kesehatan kulit. Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol secara berlebihan. Hormon ini bisa memicu peradangan dan memperburuk kondisi kulit. Untuk itu, dokter menyarankan relaksasi rutin. Misalnya dengan meditasi, yoga, atau tidur yang cukup. Tidur minimal 7 jam per malam membantu regenerasi kulit lebih optimal.
Jika perbaikan mandiri tak kunjung berhasil, segera konsultasikan ke dokter. Perawatan seperti facial medis atau terapi LED bisa menjadi solusi. Dokter bisa memberikan saran produk yang tepat sesuai kondisi kulit. Hindari penggunaan sembarang produk tanpa arahan profesional. Dengan bimbingan dokter, pemulihan skin barrier jadi lebih terarah dan cepat.