Fakta Sehari – Belakangan ini, terapi melihat hijau ramai diperbincangkan sebagai solusi alami untuk mengurangi mata minus. Banyak orang mulai mencoba metode ini dengan harapan menghindari operasi atau penggunaan lensa seumur hidup. Terapi ini mengandalkan aktivitas melihat pepohonan, tanaman, atau pemandangan hijau selama beberapa menit setiap hari. Konsepnya sederhana, mata yang lelah karena melihat layar terus-menerus diberi jeda dengan warna yang menenangkan. Namun, apakah terapi ini benar-benar efektif? Para ahli mata dan peneliti optometri masih memperdebatkan manfaat jangka panjangnya. Beberapa mengklaim bahwa terapi hijau dapat mengurangi stres mata, sementara yang lain menyebutnya hanya efek psikologis. Yang jelas, terapi ini semakin populer, terutama di kalangan generasi muda yang banyak menghabiskan waktu di depan layar.
Terapi melihat hijau berasal dari prinsip bahwa warna hijau berada di tengah spektrum cahaya. Warna ini dianggap paling netral dan mudah diterima oleh retina. Saat mata melihat warna hijau, otot-otot mata dianggap lebih rileks. Beberapa studi menyebutkan bahwa melihat alam terbuka bisa menurunkan tekanan intraokular. Di sisi lain, paparan layar terus-menerus membuat mata bekerja lebih keras karena fokus pada objek dekat. Inilah yang menjadi penyebab utama bertambahnya minus. Oleh karena itu, terapi melihat hijau dianggap mampu mengimbangi stres visual. Namun, belum banyak jurnal ilmiah yang menyatakan bahwa terapi ini bisa menyembuhkan rabun jauh secara langsung. Sebagian besar menyarankan terapi ini hanya sebagai pelengkap, bukan pengganti pengobatan klinis.
“Baca Juga : Fenomena Italian Brainrot: Saat Meme Absurd Menyita Perhatian Warganet TikTok”
Banyak orang yang mencoba terapi ini merasakan perubahan, terutama dalam hal kenyamanan visual. Mereka merasa mata menjadi tidak mudah lelah dan lebih segar saat bangun pagi. Beberapa mengaku bahwa minus mereka berkurang, meskipun belum bisa dipastikan secara medis. Di media sosial, banyak konten yang menunjukkan orang duduk di taman selama 15 menit setiap hari. Aktivitas itu disebut membuat fokus mata menjadi lebih tajam. Ada pula yang menyarankan membawa tanaman ke dalam ruangan kerja sebagai bentuk terapi pasif. Semua ini memperlihatkan bahwa terapi hijau memiliki pengaruh psikologis positif. Meskipun tidak menyembuhkan secara klinis, terapi ini bisa membantu menjaga kesehatan mata secara umum.
Para dokter mata tetap menganjurkan pemeriksaan rutin untuk penderita rabun jauh. Menurut mereka, terapi melihat hijau bisa dijadikan aktivitas pendukung. Namun tidak bisa menggantikan peran lensa korektif atau operasi refraktif. Beberapa pakar menyarankan metode 20-20-20 untuk mengurangi ketegangan mata. Yaitu, setiap 20 menit melihat layar, istirahat 20 detik, dan lihat objek sejauh 20 kaki. Dalam praktiknya, objek hijau seperti pohon sangat cocok untuk metode ini. Selain itu, lingkungan hijau juga memberikan efek relaksasi mental. Stres dan kelelahan juga bisa memengaruhi ketajaman visual seseorang. Oleh karena itu, terapi hijau tetap bermanfaat jika dikombinasikan dengan pola hidup sehat dan perawatan optik yang tepat.
“Simak juga: JBL Tour Pro 3: TWS Premium dengan Layar Sentuh dan Fitur Lengkap”
Untuk mendapatkan manfaat terbaik, terapi ini harus dilakukan secara rutin. Setiap pagi atau sore hari, sisihkan waktu 10 sampai 15 menit untuk melihat pepohonan. Hindari penggunaan kacamata selama terapi agar mata benar-benar bekerja alami. Jika tidak ada taman, gunakan pot tanaman hijau sebagai alternatif. Anda juga bisa menatap gambar pemandangan alam dengan resolusi tinggi sebagai pengganti. Lakukan di tempat yang tenang agar efek relaksasi lebih terasa. Sebaiknya hindari terapi ini di siang hari yang terik karena cahaya menyilaukan bisa memperburuk kondisi mata. Gunakan topi atau duduk di tempat teduh agar tetap nyaman. Jika dilakukan secara konsisten, terapi ini bisa membantu memperlambat pertambahan minus. Namun jangan lupakan pemeriksaan optik tahunan sebagai langkah antisipasi.