Fakta Sehari – Kementerian Keuangan Republik Indonesia kembali menggelar pelantikan pejabat tinggi. Salah satu nama yang menarik perhatian adalah Raden Bagas Widarmoko. Ia resmi diangkat sebagai Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan Negara. Pelantikannya berlangsung di Aula Mezzanine Kemenkeu. Hadir dalam acara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan jajaran pimpinan eselon satu. Nama Bagas disebut-sebut sebagai sosok dengan rekam jejak kuat di bidang fiskal dan perpajakan.
Bagas menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Ia kemudian melanjutkan ke jenjang S2 di Monash University, Australia. Bidang studinya adalah perpajakan dan manajemen kebijakan fiskal. Setelah lulus, ia langsung bergabung dengan Direktorat Jenderal Pajak. Di sinilah kariernya mulai menanjak. Ia pernah menjabat sebagai Kepala KPP Pratama, lalu pindah ke kantor pusat. Di DJP pusat, Bagas menangani reformasi administrasi dan sistem informasi.
“Baca Juga : Dampak Kenaikan Royalti Minerba: Industri Tambang dalam Krisis?”
Sebelum diangkat sebagai Staf Ahli, Bagas menjabat Direktur Perpajakan Internasional. Di posisi itu, ia terlibat dalam negosiasi pajak digital global. Ia juga menjadi juru bicara Indonesia dalam forum OECD dan G20. Kemampuannya dalam diplomasi fiskal diakui negara mitra. Bahkan ia pernah masuk nominasi ASN Inspiratif versi Menpan-RB. Dalam lingkungan internal, Bagas dikenal tegas namun terbuka terhadap kritik. Banyak anak buah yang merasa nyaman bekerja dengannya.
Sebagai Staf Ahli Kebijakan Penerimaan Negara, Bagas menghadapi tantangan besar. Ia harus memberi masukan strategis ke Menteri Keuangan. Terutama dalam menyusun kebijakan fiskal jangka menengah. Di tengah ancaman ketidakpastian global, peran ini krusial. Bagas dituntut mampu merespons dinamika ekonomi internasional. Termasuk dampak dari perang dagang, perubahan iklim, dan digitalisasi.
“Simak juga: Kolaborasi IDAI dan RS Daerah untuk Penanganan Penyakit Jantung Bawaan”
Usai pelantikan, Sri Mulyani memberikan sambutan khusus untuk Bagas. Ia memuji integritas dan kecakapan teknisnya. Menurut Sri, Bagas adalah contoh ASN muda yang kompeten. Ia berharap Bagas dapat menjaga idealisme di tengah tekanan birokrasi. Publik pun menaruh ekspektasi besar pada sosok ini. Banyak yang berharap ia bisa menjadi penghubung antara fiskal dan kepentingan rakyat.
Bagas dikenal dengan pendekatan partisipatif dalam memimpin. Ia senang melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan. Bahkan dalam beberapa rapat penting, ia membuka sesi tanya jawab. Bukan hanya dengan pejabat setingkat, tapi juga staf muda. Gaya ini dianggap segar di tengah budaya birokrasi yang kaku. Selain itu, ia aktif memanfaatkan media sosial untuk edukasi fiskal.
Di luar tugas resmi, dia juga aktif di dunia akademik. Ia menjadi dosen tamu di berbagai universitas. Topik yang sering ia bawakan adalah reformasi pajak dan digitalisasi penerimaan. Selain itu, ia tergabung dalam komunitas peneliti ekonomi fiskal. Di waktu senggang, Bagas kerap menulis opini di media massa nasional. Tulisannya kerap viral karena lugas dan berbasis data.