Fakta Sehari – Dunia kecantikan semakin berkembang dengan pesat. Influencer menjadi bagian penting dalam promosi produk skincare. Namun, tidak semua review yang diberikan berdasarkan fakta ilmiah. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kini akan mengawasi lebih ketat. Terutama terhadap influencer yang memberikan ulasan tanpa dasar yang jelas.
BPOM menilai bahwa banyak influencer memberikan klaim berlebihan. Beberapa produk disebut memiliki efek instan tanpa uji klinis. Padahal, klaim semacam ini bisa menyesatkan konsumen. Oleh karena itu, pengawasan terhadap review skincare akan diperketat. Regulasi ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari produk berbahaya. BPOM akan bekerja sama dengan platform digital. Termasuk media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Jika ditemukan pelanggaran, sanksi tegas akan diberikan.
“Baca Juga : Makanan dan Kesehatan: Hubungan Erat dengan Risiko Kanker”
Banyak influencer hanya berfokus pada keuntungan komersial. Beberapa dari mereka menerima endorsement tanpa memahami risiko produk. Akibatnya, banyak konsumen mengalami efek samping. Seperti iritasi kulit, jerawat, atau bahkan alergi berat. Produk skincare yang tidak memiliki izin BPOM juga marak dipromosikan. Beberapa di antaranya mengandung bahan berbahaya seperti merkuri. Jika digunakan dalam jangka panjang, bisa merusak kesehatan kulit. Oleh karena itu, pengawasan ini menjadi langkah penting.
BPOM tidak hanya akan melakukan pengawasan. Mereka juga berencana memberikan edukasi kepada influencer. Agar mereka memahami pentingnya memberikan informasi yang benar. Setiap review harus berbasis pada fakta ilmiah dan uji klinis. Konsumen juga diminta untuk lebih selektif dalam memilih produk. Tidak semua yang viral di media sosial aman digunakan. Sebelum membeli, pastikan produk tersebut telah terdaftar di BPOM. Dengan begitu, risiko efek samping bisa diminimalisir.
“Simak juga: Pesawat Militer AS Tidak Diizinkan Mendarat di Meksiko”
BPOM akan memberikan sanksi bagi influencer yang melanggar aturan. Mulai dari teguran, denda, hingga pemblokiran konten. Jika ditemukan unsur penipuan, tindakan hukum bisa diambil. Semua ini dilakukan demi melindungi masyarakat dari informasi yang menyesatkan. Industri kecantikan memang terus berkembang. Namun, keselamatan konsumen tetap menjadi prioritas utama. Dengan adanya regulasi ini, diharapkan influencer lebih bertanggung jawab. Sehingga mereka tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memberikan edukasi yang benar.